Minggu, 11 Maret 2012


HAKIKAT DAN SEJARAH BAHASA INDONESIA
(oleh: Wawan Gunawan; Dosen MKU Bahasa Indonesia; FKIP Universitas Jambi)

Sebagai bahasa sebagaimana bahasa lainnya, bahasa Indonesia ini memilki kesamaan dengan bahasa lainnya. Namun sebagai bahasa yang spesifik, yakni sebagai bahasa Indonesia, bahasa Indonesia ini memiliki kekhususan.  Bahasa Indonesia bukanlah bahasa yang dimiliki bangsa lain. Bahasa Indonesia juga bukanlah bahasa yang digunakan bangsa kita pada masa sebelum Sumpah Pemuda.
Pengertian Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia ini memiliki hakikat sebagai bahasa, sama halnya dengan bahasa-bahasa lainnya. Oleh karena itu, pemahaman akan bahasa Indonesia harus dibangun dengan pemahaman akan hakikat bahasa. Di samping itu, bahasa Indonesia ini memiliki atribut kebangsaan dan kenegaraan, yakni bangsa/Negara Indonesia. Oleh karena itu, pemaham akan bahasa Indonesia tadi harus didasarkan pada pemahaman akan kejelasan atribut kebangsaan dan kenegaraan tadi. Kemudian, sebagai bahasa yang khusus, tentunya bahasa Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dengan bahasa lainnya. Oleh karena itu, pemahaman akan bahasa Indonesia harus dibangun dengan memahami karakter khusus tadi.
Dengan memperhatikan hal-hal dasar tadi, dapat dikatakan bahwa bahasa Indonesia adalah system komunikasi verbal yang dikukuhkan sebagai bahasa Negara Indonesia dengan rumusan karakteristik sebagaimana terdeskripsikan pada EYD, Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia, Pedoman Pembentukan Istilah, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Sebagaimana halnya dengan bahasa lain, sebagai suatu system, bahasa Indonesia memiliki berbagai unsurt pembentuk yang berhubungan secara fungsional, di antaranya unsure bunyi, morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat. Sebagai system komunikasi, bahasa Indonesia ini digunakan pada kegiatan penyampaian dan penerimaan informasi. Sebagai system komunikasi verbal, bahasa Indonesia ini digunakan pada komunikasi yang menggunakan lambang-lambang bahasa, baik lambing bahasa lisan  maupun lambing bahasa tulisan. Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia ini dikukuhkan secara yuridis pada dokumen hokum, yakni pada UUD 1945. Sebagai hal yang berkarakteristik jelas sebagaimana digambarkan pada EYD, bahasa Indonesia ini memiliki lambang bunyi dan lambang tulisan serta  kaidah ejaan sebagaimana dinyatakan dalam EYD. Sebagai hal yang berkarakteristik jelas sebagaimana digambarkan pada Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia, memiliki kaidah pembentukan kata, frase, klausa, dan kalimat sebagaimana dinyatakan pada Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia. Sebagai hal yang berkarakteristik jelas sebagaimana digambarkan pada  Pedoman Pembentukan Istilah, kata-kata bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa asing memiliki karakter sesuai dengan ketentuan penyesuaian kata yang ditentukan pada Pedoman Pembentukan Istilah. Sebagai hal yang berkarakteristik jelas sebagaimana digambarkan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa Indonesia ini berkosa kata sebagaimana digambarkan di dalam kamus tersebut.

Sejarah Singkat Bahasa Indonesia
Dengan memperhatikan posisi bahasa Indonesia pada konstalasi kekerabatan bahasa yang geografi pemakainya berdekatan, dapat dikatakan bahwa bahasa Indonesia ini merupakan salah satu varian bahasa dari 25 varian Bahasa Melayik. Sementara Bahasa Melayik ini merupakan salah satu varian bahasa dari rumpun Bahasa Kepulauan Sunda Besar. Pada lini berikutnya,  Bahasa Kepulauan Sunda Besar ini merupakan salah satu rumpun Bahasa Austronesia.

Secara relative lengkap gambaran posisi bahasa pada konstalasi kekerabatan bahasa tersebut, dapat dicermati pada rincian kekerabatan bahasa berikut ini.
1.    Kelompok Bahasa Sulawesi Bagian Tengah dan Selatan
·         Bahasa Tomini-Tolitoli (8 bahasa di bagian utara provinsi Sulawesi Tengah; termasuk Totoli)
·         Bahasa Saluan-Banggai (4 bahasa di bagian timur provinsi Sulawesi Tengah)
·         Bahasa Kaili-Pamona (8 bahasa di bagian tengah provinsi Sulawesi Tengah)
·         Bahasa Sulawesi Selatan (9 bahasa di Sulawesi Selatan; termasuk Bugis,Makassar, dan yang dulu terisolir Mbaloh)
·         Bahasa Bungku-Tolaki (4 bahasa di provinsi Sulawesi Tenggara)
·         Bahasa Wotu-Wolio (3 bahasa)
·         Bahasa Muna-Buton (6 bahasa di lepas pantai provinsi Sulawesi Tenggara, seperti Tukang Besi)

2.    Kelompok Bahasa Kepulauan Sunda Besar, dari Barat ke Timur
·         Gayo (di provinsi Aceh)
·         Bahasa Sumatra (10 bahasa di Sumatra utara dan tengah; termasuk Nias,Mentawai, and 5 bahasa Batak)
·         Bahasa Melayik (25 bahasa yang menyebar dari Sumatra tengah, termasukMelayuIndonesiaMinangkabau di Sumatra barat, Aceh di AcehCham diVietnambahasa Moken di Thailand dan Burma, dan Iban di Kalimantan bagian utara)
·         Lampungik (2 bahasa di Lampung di Sumatra bagian selatan)
·         Sunda (Jawa Barat)
·         Jawa (Jawa tengah dan timur)
·         Bahasa Madura (Jawa timur dan pulau Madura)
·         Bali-Sasak (3 bahasa: Bali di BaliSasak di Lombok, dan Sumbawa diSumbawa barat)
3.    Kelompok Bahasa Kepulauan di Pasifik
·         Palau (di Palau)
·         Chamoru (kepulauan Mariana, termasuk di Guam)

Bahasa Indonesia yang digunakan bangsa Indonesia sekarang ini merupakan metamorfosa bahasa melayu. Bahasa Melayu ini keberadaannya diakui mulai dari masa kerajaan Sriwijaya, yakni pada abad ke-7 Masehi, yang pemakaiannya terbatas hanya di daerah Batanghari Jambi. Bahasa Melayu tersebut dikategorikan bahasa Melayu Kuno yang nantinya menjadi bahasa Melayu Tinggi. Pada abad ke-17 Masehi, seiring dengan perkembangan ekspansi daerah kekuasaan kerajaan dari sana-sini, serta seiring dengan perkembangan perekonomian, bahasa Melayu Kuno tersebut terpecah menjadi bahasa Melayu Tinggi dan Melayu Pasar. Bahasa Melayu Pasar ini adalah bahasa Melayu yang tersebar ke berbagai pelabuhan di daerah nusantara. Pada awal abad ke-20 Masehi, semasa penjajahan Belanda, Bahasa Melayu Pasar memperlihatkan sosoknya dengan relative jelas melalui rumusan ejaan yang pertama yakni ejaan Van Ophuijsen.  Pada tahun 1928, tepatnya pada tanggal 28 Oktober, bahasa Melayu berubah nama menjadi bahasa Indonesia melalui ikrar Sumpah Pemuda.
Selanjutnya, bahasa Indonesia mengalami perkembangan dengan ringkasan sejarah dalam pointer sebai berikut.
§  Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
§  Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
§  Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
§  Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
§  Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan ejaan Republik sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
§  Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.
§  Tanggal 16 Agustus 1972 H. M. Soeharto, Presiden Republik Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
§  Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara).
§  Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
§  Tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.
§  Tanggal 28 Oktober s.d 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei DarussalamMalaysiaSingapuraBelandaJerman, danAustralia. Kongres itu ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
§  Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.
§  Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII diHotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.

Perjalanan hidup bahasa Indonesia mulai dari bahasa Melayu Kuno tadi membuat sosok bahasa Indonesia sekarang ini berbeda juh dengan bahasa asalnya.